selamat malam

Kamis, 07 Juni 2012

CERITA RAKYAT SANGKURIANG


           Pada zaman dahulu diceritakan bahwa Raja sungging Perbangkara pergi berburu.Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun carring (keladi hutan).Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi.Wayungyang hamil dan melahirkan  seorang bayi cantik. Bayi cantik itu di bawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.Banyak para raja yang meminangnya ,tetapi seorang pun tak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang diantara sesamanya.Atas permintaanya sendiri Dayang Sumbi  mengasingkan diri disebuah bukit dan ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang.Ketika sedang asik bertenun teropong(torak) yang tengah digunakan bertenun, kain jatuh ke bawah.Dayang Sumbi karena merasa malas ,terlontar ucapan tanpa dipikir dulu,dai berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki- laki,akan dijadikan suaminya.Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan pada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan  bayi laki-laki di beri nama sangkuriang.
Ketika Sangkuriang berburu didalam hutan disuruhnya Si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang.Karena Si Tumang tidak menurut,lalu dibunuhnya.Hati Si Tumanh oleh sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi,lalu dimasak dan dimakannya.Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakanya adalah hati Si Tumang, kemarahanya pun memuncak serta merta KEPALA sangkuriang dipukul dengan sendok yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka.
Sangkuriang pegi mengembara menelilingi dunia.setelah sekian lama berjalan ke arah TIMUR akhirnya sampailah di arah BARAT lgi dan tanpa sadar telah tiba kembali da tempat Dayang Sumbi,tampat ibunya berada.Sangkuriang tidak menenal bahwa putri cantik yang di temuinya adalah Dayang Sumbi¬- ibunya.Terjalinlah kisah kasih di antara kedua insan itu.Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya.Walaupun demikian sangkuriang tatap memaksa untuk menikahinya .Dayang Sumbi meminta agar sangkuriang membuatkan perhu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai citarum.Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur,tunggul/ pokok pohon itu menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi gunung Burangrang.Dengan bantuan pada guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetepi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunangnya), Ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sang hyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air telaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah menjadi Gunung Tangkuban perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang kealam gaib(ngahiyang).     




Naskah Drama
Sangkuriang (Asal mula Gunung Tangkuban Perahu)
Tema dalam naska drama ini adalah Asal mula gunung Tangkuban perahu.
Tokoh yang terlibat adalah prabu,istri,Dayang,prajurit, Dayang Sumbi,Si  Tumang,Sangkuriang (jaka),Ki Ageng, dan Jin.
Dayang sumbi bertemu sama pangeran yang bernama Si Tumang. Setelah itu dayang sumbi mempunyai anak laki-laki yang bernama sangkuriang.setelah sangkuriamg membunuh ayahnya sendiri dia di marahi sama ibunya lalu sangkuriang meninggalkan rumah. 

Alkisah, suatu daerah di jawa Barat ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seoran raja yang bernama Prabu sungging perbangkara Beliua sangat gemar berburu binatang dihutan. Pada suatu hari iya ingin berburu di hutan berikut adalah kisahnya.
Prabu     : (Sambil melihat pemandangan di hutan arah selatan istana) “ sudah lama aku tidak pergi    berburu,rasanya hari ini aku ingin pergi berburu. Bagaimana menurut adinda....??” (sambil berbalik ke arah istrinya)
Istri         : (tersentak dari lamunanya)”ahh,??apakah kakanda katakan barusan,,,?”
Prabu     : “apakah adinda tidak mendengar apa yang kakanda katakan...?”
Istri                         :” maafkan adinda,kakanda...adinda tidak terlalu  memperhatikan perkataan  kakanda barusan.
Prabu                     :” Aku ingin pergi berburu hari ini,apakah adinda mengizinkan?”
Istri          : “tentu saja adinda izinkan,asalkan kakanda behati –hati saat berburu di hutan...”
Prabu    : “Baiklah kalau begitu...Dayang –dayang kemarilah...!!!”(sambil berbalik dan memanggil dayang istana)
Dayang 1&2    : “Ya Tuanku Raja...!”(berhenti mengipas ratu,dan bergegasan menuju raja)
Prabu    : “Aku akan pegi berburu hari ini,tolong kamu beritahu kepada para prajuritku untuk bergegas bersiap dan menyediakan semua peralatan berburu...paham??”
Dayang 1    : “paham tuan, apakah ada lagi tuan??”
Prabu    : “ Tidak ada, segeralah pergi sampaikan titahku kepada mereka...”
Dayang 1     : “ baiklah, hamba permisi pamit tuan...”
Prabu    : “Dan kau segera siapkan perbekalan yang akan kami bawah nanti!!”
Dayang 2    : “Baik tuan...segera hamba laksanakan...!!!”
Kemudian dayang istana pun  pergi menemui para prajurit yamg sedang berkumpul di suatu ruang untuk menyampaikan titah raja.
Dayang 1    : “prajurit...!!!”(pergi menghampiri para prajurit)
Prajurit 1    :”ada apa dayang putri?”
Dayang 1    : aku datang kesini untuk menyampaikan perintah dari baginda raja...”
Prajurit 2               : “apa itu?”
   Dayang 1               : raja menyuruh kalian bersiap –siap untuk pergi menemaninya berburu di                      hutan”
Prajurit 2    :” sekarang juga ?”
Dayang 1    : “Ya , sekarang.”
Prajurit 2    : “ baiklah kalau begitu, kami akan bersiap –siap dahulu”
Dayang    :  “kalau kalian sudah bersiap pergilah menghadap raja”
Prajurit         : “baiklah dayang  putri”
 Dayang    : “kalau begitu saya permisi dulu”
Dayang  putri pun kembali menghadap pada baginda raja yang tengah bersiap – siap untuk pergi berburu.
Dayang 1    (membungkuk )” Baginda hamba sudah menyampaikan perintah  baginda pada para prajurit”
Prabu    : di mana meraka sekarang??
Dayang 1    : sekarang mereka sedang bersiap –siap, dan akan menghadap sebentar lagi  tuan.
Prabu    : Baiklah kalau begitu, kembalilah laksanakan tugas mu.
Bibi    :  “baik tuanku” .(berjalan mundur kemudian keluar)
Selang beberapa saat  kemudian para prajurit pun datang menghadap sang raja
Prajurit 1    : “Yang mulia kami sudah siap untuk menemani tuanku pergi berburu”
Prabu    :”Apakah kalian sudah menyiapkan semua perlengkapan yang kita butuhkan saat berburu?”
Prajurit 2    : “sudah baginda”
Dayang 2    : (berjalan memasuki panggung) ” baginda , bekal yang hendak tuan bawa saat berburu??”
Prabu    :” Baiklah kalaun begitu, mari segera kita berangkat!!”
Maka  berngkatlah mereka menuju hutan untuk mencari hewan buruan yang mereka harapkan  .Dengan penuh kecermatan dan ketelitian  mereka mulai menyusuri hutan dengan perlahan.
Prajurit 2    : “Raja, di sana Nampak seekor rusa yang lumayan besar”   (memberitahukan  kepada raja dengan suara perlahan)
Prabu    : “ mana panah ku?” ( meminta panah kepada prajurit kemudian mulai membidikan anak panahnya ke seekor rusa)” wan... rusanya lari kesemak –semak itu, coba kamu lihat kesana,,,”
Prajurit 1    : “ baik yang mulia ”( bergegas memeriksa dan kembali menghadap raja)” maafkan hamba yang mulia , tembakan yang mulia tadi tidak tepat mengenai sasaran”.
Prabu    : “oh ya....??” tidak mengapa, ayo kita cari hewan buruan lain.”
Prajurit 1    : “baik yang mulia ”(setelah lama berburu, akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat sejenak).

Prabu    : “Tunggu dulu prajurit ku... aku lelah ,,, mari  kita beristirahat sejenak dan sepertinya aku hendak buang air kecil...”
Prajurtit 2    : “ baiklah yang mulia kami akan berjaga di sini .”
Prabu    (kembali)” sepertinya hari sudah mulai senja, bsok saja kita kembali lagi ke sini untuk berburu.......”
Prajurit     : (serentak) “baik yang mulia!!”
Kemudian pulanglah sang raja beserta para prajuritnya. Tanpa bersadarinya, air seni sang prabu tadi tergenang di sebuah danau keladi.Air seni tersebut mengandung spema dan kemudiandatanglah seekor babi siluman yang bernama Wayungyang hendak meminumnya Babi tersebut pun hamil.Selang beberapa bulan kemudian babi tersebut melahirkan seorang bayi manusia yang sangat rupawan.setelah itu ia membersihkan bayi tersebut dan meletakkannya di atas sebuah batu besar dekat istana,berharap sang prabu akan menemukan dan mau merawatnya.Harapan sang babi tersebut tercapai, di suatu hari yang cera raja dan sang istri sedang berjalan dan di temani dua orang dayang setianya.
Prabu     : “Bagaimana adinda, pemandangan di sini sangat indah bukan??”
Istri     : “ Ya kakanda,pemandangan di sini sangat indah dan nyaman.”
Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi
Istri     : “ Apakah kakanda mendengar sesuatu??, seperti suara tangisan bayi.”
Prabu     : “ Ya istriku,!! Dayang-dayang, coba kalian periksa dari mana suara itu berasal.”
Dayang 2    : (segera pergi dan kemudian kembali lagi sambil membawa seorang bayi)” yang mulia,kami menemukan bayi ini tergeletak di atas batu besar.”
Dayang 1     : “ betul yang mulia, dan sepertinya bayi mungil ini sengaja di letakkan di sini oleh orang tuanya.”
Prabu     : “ siapakah gerangan yang tega mentelantarkan bayi ini..sungguh tindakan yang tidak manusuawi.”
Istri      :” (mengambil bayi)” bayi ini sangat cantik...sepertinya Tuhan mengirimkan anak ini untuk kita,aku ingin menjadikannya anak, apkah engkau setuju dengan usulku ini kakanda?
Prabu     : “ Ya, baiklah adinda, jika itu menbuatmu bahagia....”
Istri     : “ terimakasih kakanda, kalau begitu marilah kita membawanya ke istana
Mereka pun membawa bayi tersebut.mereka mengakatnya menjadi anak dan dinamakan Dayang Sumbi. Sang prabu dan istrinya membesarkan Dayang Sumbi dengan penuh kasih sayang,merawat dan menjaganya seperti anak kandung mereka sendiri. Dayang Sumbi pun tumbuh besar menjadi seorang wanita yang sangat cantik jelita dan berbudi luhur.
Ia juga sangat terampil menenun,maka tak heran jika banyak pangeran dan raja-raja yang datang untuk memperistri Dayang Sumbi. Namun, tak satu pun yang ia terima, dengan alasan ia tak mau melihat pertupahan darah para raja-raja dan pangeran saat ia menerima salah satu dari mereka.Akhirnya, dengan meminta restu sang prabu ia ingin mengasingkan diri ke sebuah hutan lebat dan jauh dari istana.
Dayang sumbi     : (membungkuk menghadap raja)” ayahanda dan ibunda, ada yang hendak hamba bicarakan..” 
Prabu     : “ katakanlah anakku!”
Dayang sumbi     : “ Beberapa tahun terakhir ini, banyak raja-raja dan pangeran dari kerajaan lain yang datang melamarku, bahkan sekarang suda terjadi perselisihan antara mereka . Hamba takut hal tersebut akan menyebabkan peperangan ayahanda...”
Prabu     :” lalu ap yang hendak engkau lakukan?”
Dayang sumbi     :” Hamba ingin pergi mengasingkan diri ayah, hamba ingin mencari pria yang hamba cintai.”
Istri     : (menatap dayang sumbi dengan sedih )” mengapa engkau harus pergi nak,siapa yang akan menjaga mu nanti di sana?”
Dayang Sumbi     :” Tenanglah ibunda,hamba akan menjaga diri dengan sebaik mungkin.”
Prabu     :” jika itulah yang menjadi kehendak hatimu, baiklah...pergilah nak jaga diri mu baik-baik.”
Dayang Sumbi    :” Terimakasih ayahanda.”
Istri     : (MENANGIS SAMBIL MEMELUK DAYANG SUMBI)” jaga dirimu baik-baik nak,aku akan sangat merindukan diri mu.”
Maka pergilah Dayang Sumbi mengasingkan diri kesebuah hutan lebat yang letaknya jauh dari istana.sang prabu sengaja membuatkan yang sebuah pondok di pinggir hutan dan menyiapkan segala macam keperluan Dayang Sumbi, ia juga tidak lupa menyiapkan alat-alat tenun kesukaan Dayang Sumbi. Di pondok itulah, Dayang Sumbi menghabiskan waktunya hari demi hari dengan menenun kain.Pada suatu malam, ketika Dayang Sumbi sedang menenun kain, tiba-tiba segulungan benangnya terjatuh dan bergulung ke luar pondoknya. Karena malam sudah larut, ia merasa takut untuk mengambil gulungan benang itu.Hingga tampa berpikir jernih, ia pun mengucapkan janji.
Dayang Sumbi     : “siapa pun yang mengambilkan benang itu untuku, jika dia perempuan akan ku jadikan saudara, dan jika dia laki-laki akan ku jadikan suamiku,” ucapnya.  
Tampa di duga sebelumnya, tiba-tiba seekor anjing jantan berbulu hitam datang menghampirinya sambil membawa gulungan benang miliknya. Namun, apa hendak di kata, ia sudah terlanjur berucap . Ia harus menempati janjinya.
Dayang Sumbi     : (merasa menyesal atas ucapannya namun tetap menepati janjinya)” Baiklah, Anjing.Aku akan mempertanggung jawabkan ucapanku. Meskipun kamu seekor ajing, aku tetap bersedia menjadi istrimu.”
Mendengar perkataan DayangSumbu itu, ajing hitam itu taba-tiba menjelma menjadi seorang pemuda yang sangat tampan.Dayang Sumbi sangat terkejut dan heran menyaksikan ke jadian itu.

Dayang Sumbi     : (terkejut)” Hei, siapa kamu??, lalu kemana anjing tadi???”
Si tumang     : “ maaf, telah mengagetkan adinda.....saya adalah tumang, sosok anjing yang tuan putri lihat tad.”
Dayang Sumbi     : “ Lalu mengapa engkau menjelma menjadi seekor anjing?”
Si tumang     : “ Aku di kutuk oleh para dewa, dan akan berubah kembali menjadi manusia apa bila ada yang mau menikah dengan ku. Apakah perkataanmu tadi adalah benar??.”
Dayang Sumbi     : (Malu) “ ya, aku bersungguh-sungguh dengan perkatanku dan akan menepati janji yang telah aku ucapkan tadi.”
Akhirnya, Dayang Sumbi dan pemuda tampan itupun saling jatuh cinta dan menikah. Keduanya bersepakat untuk mengrahasiakan hubungan mereka kepada siapa pun, termasuk kepada prabu Sungging perbangkara. Sejak saat itu, ke mana Dayang Sumbipergi, ia selalu di temani oleh suaminya. Dayang Sumbi memanggilnya dengan nama si tumang. 
Setelah satu tahun mereka menikah, mereka pun dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Mereka memberinya nama Sangkuriang. Hari lepas hari, tahun lepas tahun, tanpa terasa sangkuriang tumbuh besar menjadi anak yang rajin dan pandai. Setiap hari, ia di temani si tumang pergi ke hutan untuk berburu rusan dan mencari ikan di sungai. Namun, ia tidak mengetahui sama sekali bahwa anjing yang selalu setia menemaninya itu adalah ayah kandungnya. Pada suatu hari, sangkuriang pergi berburu rusa ketengah hutan. Hari itu, ia sangat berharap bisa mendapatkan hati seekor rusa untuk di persembahkan kepda ibunya. Sudah hampir seharian ia berburu, namun tak seekor binatang buruan pun yang menapakkan diri. Sangkuriang pu mulai kesal dan memutuskan untuk berhenti berburu. Ketika akan pulang ke pondoknya, tiba-tiba seekor rusa berlari melintas di depannya. Ia pun segera memerintahkan si tumang untuk mengejarnya.
Sangkuriang    : “ Hah, bagaimana ini tumang, hari telah beranjak sore namun tak ada satu pun rusa yang nampak
(tiba-tiba)
Sangkuriang    : “ akhirnya punjuk di cinta ulampun tiba, aku akan menbidiknya ,,!!
            Wah meleset...” “Tumang kerjar rusa itu, cepat..!!!!”
Si Tumang    : (tetep diam)
Sangkuriang    : (teriak) “ hei Tumang ayo kerja rusa itu” (sambil menggertak Si Tumang dengan mengarahkan anak panahnya ke arah Si Tumang)
Si Tumang    : (tetam diam)
Sangkuriang    : (Marah besar) “ dasar binatabf bodoh..!!!” (tidak sengaja melepas anak panahnya)
Si Tumang     : (tergeletak sekarat)
Sangkuriang     : (ketakutan) “ aduh, bagaimana ini, aku tak segaja membunuhnya bagaimana kau aku ambil saja hatinya untuk ibu. Ibi takkan tahu kau ini hati Si Tumang.”
Kemudian pulang lah sangkuriang dengan membawah hati Si Tumang. Ia tak menyadari bahwa ia telah membunu ayahnya sediri. Kemudian hati itu ia persenbahkannya kepada ibunya.
Sangkuriang    : “ aku pulang,,,,ibu, lihat aku membawahkan mu hati ini. “
Dayang Sumbi     : “ Wah...kelihatannya segar, baiklah Ibu akan memasaknya sebagai lauk makan siang kita.
Dayang Sumbi kemudian memasak hati tersebut untuk di makan bersama anaknya, ia mengira bahwa hati tersebut adalah hati rusa yang di dapat sangkuriang saat berburu.
Dayang Sumbi     : (meletakkan piring) ini nak, ayo makan.
Sangkuriang     : “ baik ibu.”
Dayang Sumbi     : (sambil makan) “ oh ya....mana Si Tumang, tadi dia pergi bersamamu  kan nak.
Sangkuriang     : “ ia dia budah mati ibu, dan hati yang sedang ibu makan itu adalah hati Si Tumang.”
Dayang Sumbi     : (menjadi murka)” Apakah katamu? Kamu telah membunuhnya? Dasar anak tidak tau diri!” (memukul kepala sangkuriang dengan sedok nasi hingga berdarah).
Sangkuriang     : “ saya gak salah bu, Si Tumang itu tidak mau mendengar perintahku ,,
Ibu     : tapi kenapa kamu memanahnya nak...kenapa??? Dasar anak tidak tau diri”
Sangkuriang     : “ aku tidak sengaja bu,,ibu kejam,ibi tidak sayang lagi padaku,,ibu lebih memilih anjing dari pada anak sendiri” (menanggis karena merasa tidak di sayang)
Sangkuriang     : ( menangis lalu meninggalkan rumah)
Sambil menangis terseduh-seduk, sangkuriang berusaha untuk membela diri. Ia merasa bahwa dirinya tidak bersalah. Ia melakukan semua itu tidak lain hanya untuk menyenangkan hati ibinya, akan tetapi, Dayang Sumbi mengagap dia telah melakukan kesalahan besar karena membunuh ayah kandungnya sendiri. Namun, Dayang Sumbi tidak mau menceritakan hal itu kepada sangkuriang, kerena takut rahasianya terbongkat. Merasa ibinya tidak lagi sayang kepadanya, sangkuriang pun pergi mengembara dengan menyusuri hutan belantara. Sejak itu, Dayang Sumbi selalu duduk termenung. Ia merasa sangat menyesal telah memukul dan membiarkan putranya pergi meninggalkannya. Setiap malam ia berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar ia dapat bertemu kembali dengan putranya. Berkat ketekunanya, Tuhan pun mengabukkan doanya.Tuhan memberinya kecantikan yang abadi agar wajahnya tidak berubah termakan oleh usia, sehingga putranya masi dapat mengenalinya.
Dayang Sumbi     : (berdoa) “ ya Tuhan maafkan lah hamba telah mengusir anak hamba, hamba mohon pertemukanlah kami kembali dan jangan lah kau jadikan mukaku tua agar ia masih mengenaliku.”
Sementara itu di tengah hutan belantara, sangkuriang berjalan sepoyongan sambil memegang kepalanya yang terluka. Karena tidak kuat lagi menahan rasa sakit, akhirnya ia jatuh pisang. Cukp lama ia tidak sadarkan diri. Betapa terkejutnya ketika ia tersadar. Ia melihat seorang  laki-lak tua yang tidak pernah ia lihat sebelumnya sedang duduk di sampingnya
Ki Ageng     : (manepuk-nepuk tubuh sangkuriang)” bangun nak. “
Sangkuriang     : (bangun dari tidur dan terkejut) “ kekek siapa??”
Ki Ageng     : “ saya Ki Ageng saya membawa mu ke sini karena saya menemukan mu tidak dasarkan diri di hutan, siapa nama kamu nak??”
Sangkuriang     : (binggung)” saya tidak tau kek...”
Ki Ageng     : “ kau begitu di mana rumah mu??”
Sangkuriang     : (menggelengkan kepala)” saya juga tidak tahu, saya tidak ingat apa-apa kek...”
Ki Ageng     : “ apakah tidak ada yang kamu ingat biar sedikit??”
Sangkuriang     : (mengelengkan kepala)” tidak sama sekali. “
Ki Ageng     : “ baiklah kau begitu saya akan memanggilmu jaka dan kau boleh tinggal di sini
Sangkuriang     : “ terima kasih kek..!!!.
Ki Ageng kemudian merawat jaka sampai lukanya sembuh dan mengajarinya ilmu bela diri dan kesaktian. Setelah beberapa tahun berguru kepada Ki Ageng. Sangkuriang pun tumbu menjadi pemuda yang tampan dan sakti mandraguna. Dengan kesaktiannya, ia dapat memanggil serta memerintahkan mahluk-mahluk halus. Pada suatu hari, jaka meminta izin kepada gurunya untuk pergi mencari tahu masa lalunya.
Jaka     : (bersimpuh)” guru saya ingin menyampaikan permintaan saya kepada guru..”
Ki Ageng     : apakah itu??”
Jaka     : “Telah lama guru merawat saya seperti anak guru sendiri tampa mengetahui bagaimana asal usul saya, karena itu saya ingin pergi mencari tahu asal usul saya guru..”
Ki Ageng     : “ ya baiklah kalu itu memeng kemauanmu, ilmu yang ku beri kan padamu juga sudah cukup, pergi lah nak, gunakan ilmu sebaik mungkin.”
Jaka     : “ baik guru, sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih, saya berutang budi kepada guru,,kalau saya teleh menemukan siapa diri saya, saya janji akan menemui guru kembali.”
Ki Ageng     : “ sama-sama jaka, kamu anak baik, allah akan memberimu petunjuk. Jagalah dirimu baik-baik.”
Setelah mendapat restu dari Ki Ageng, berangkatlah ia menyusuri hutan.ia berjalan mengikuti kemana pun kakinya melangkah hingga akhirnya menemukan sebuah gubuk di tepi hutan. Karena merasa sangat haus, ia pun mampir di pondok itu untuk meminta air minum. Rupanya, penghuni pondok itu adalah seorang wanita cantik jelita yang tidak lain adalah Dayang Sumbi.  
Jaka     : (mengetok pintu)
Dayang Sumbi     : (keluar ruamah)” yaa, tunggu sebantar..”
Jaka     : (terkejut)
Dayang Sumbi     :” Maaf, ada masuk apa anda datng kemari??”
Jaka     : “ oh,,maaf saya adalah seorang pengembara dan saya merasa haus, boleh kah saya minta minum?”
Dayang Sumbi     : “ ohh,,ya tentu....tunggu sebentar” (masuk dalam rumah)
Jaka     :” wajahnya seperti ibiku, tapi ia tidak mungkin ibuku, aku berpisah dengannya sejak 20 tahun yang lalu.
Dayang Sumbi     : “ ini airnya, silahkan tuan (memberi segelas air pada jaka)
Jaka     :” terima kasih.” (meminum air setelah itu meletakkan gelas)” kalau boleh tau siapa nama adinda yang baik hati ini??”
Dayang Sumbi     : “ Nama saya Dayang Sumbi, kalau nama tuan....???? dan kenapa tuan mengembara..???”
Jaka     : “ saya jaka, saya mengembara untuk mengetahui asal usul saya. Dahulu waktu kecil saya di asuh oleh seorang petapa yang bernama Ki Ageng (sambil menerawang sejenak). Ahh, hari sudah malam kalau begitu saya akan kembali melanjutkan perjalanan.”
Dayang Sumbi     : “ menginaplah di sini malam ini...!!!!”
Jaka     : “ apakah adik tidak keberatan.... ???”
Dayang Sumbi     : “ tidak tuan...saya sangat tidak keberatan...”
Jaka     : “ baiklah kalau begitu,,terima kasih sebelumnya..kebetulan aku tidak punya tempat tinggal “
Dayamg Sumbi     : “ ia gak apa-apa, saya juga senang kalau ada yang menemaniku.”
Maka menginaplah jaka di rumah Dayang Sumbi selama beberapa hari. Setelah beberapa hari itu, kemudian Dayang Sumbi dan Jaka saling jatuh cinta dan terus bersama-sama. Suatu ketika,saat akan berangkat berburu ke hutan, jaka meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kepalanya. Betapa terkejutnya Dayang Sumbi ketika sedang merapikan ikat kepala jaka.ia melihat ada bekas luka di kepala jaka. Bekas luka itu mirip dengan bekas luka yang ada di kepala putranya yang terkena pukulannya dua puluh tahun yang lalu. Dayang Sumbi pun menanyakan tentang penyebab bekas luka itu kepada jaka. 
Jaka     : “ Adinda....bisa kah kamu merapikan ikat kepala ku..? aku hendak pergi berburu hari ini..”
Dayang Sumbi     :” (merapikan ikat kepala jaka kemudian terkejut) kenapa ada luka di kepalamu jaka?”
Jaka     : “ aku juga tidak mengetahuinya, sejak aku ditemukan oleh Ki ageng luka itu sudah ada..”
Dayang Sumbi     : (terdiam)
Jaka     : ” Dayang Sumbi, ada yang ingin ku katakan padamu...”
Dayang Sumbi    : “ apakah itu jaka? “
Jaka     : “ sudah lama kita menjalin cinta, aku ingin kita segera menikah. “
Dayang Sumbi     : “ Apakah itu tidak terlalu cepat!! Baru beberap hari kita kenalan.”
Jaka     : “Memeng baru beberapa hari,,namun aku merasa megenalmu telah lama..”
Dayang Sumbi     : “ apakah kau tak mengenaliku..?? Aku ibumu sangkuriang.....”
Jaka     : “ ibuku,,,,?? Tidak mungkin kau ibuku, pasti kau berbohong, kau hanya tak ingin menikah denganku hingga kau mencari –cari  alasan.jika kau ibuku pasti kau sudah tua dan renta...”
Dayang Sumbi     : “ aku memang ibumu sangkuriang....”
Jaka     : sudahlah...aku tak ingin terus berdebat denganmu....Aku pergu dulu...”
Dayang sumbi pun mulai merasa yakin bahwa jaka adalah Sangkuriang, anaknya yang pergi meninggalkanya dua puluh tahun yang lalu.Dayang sumbi  merasa bahagia karena telah bertemu dengan anaknya yang telah lama terpisah Namun,anak yang dia cintainya itu akan menikahinya segera mukin.ia pun mencari akal agar rencana pernikahanya itu batal.
Dayang Sumbi    : “Sangkuriang...!!”
Jaka    : “Aku bukan sangkuriang, aku adalah jaka calon suamimu...”
Dayang Sumbi    :  “terserahlah ...kalau kamu masih berisikeras untuk menikahiku maka aku bersedia menikah denganmu tapi dengan dua syarat...”
Jaka    : “Apakah syaratmu itu dayang sumbi...??”
Dayang Sumbi    :”Aku ingin engkau membuatkan aku sebuah danau dan sebuah perahu di dalamnya, tetapi semua itu harus kau selesaikan sebelum matahari  menyingsing di ufuk timur...”
Jaka    : “Baiklah ,demi rasa cintaku pada mu aku menyanggupi semua perintahmu...”
Dayang Sumbi yakin bahwa sangkuriang tidak akan bisa menyelesaikan syarat yang ia berikan .Karena secara akal manusia syarat yang ia berikan tidak akan mungkin selesai dalam waktu semalam .
Di lain tempat ,Nampaknya Sangkuriang sedang mencoba untuk memenuhi syarat Dayang Sumbi untuknya .Dengan kekuatan cinta dan kesaktianya , sangkuringpun segera memanggil dan menggerakan seluruh pasukanya  yang berupa mahluk –mahluk halus untuk membantu menyelesaikan tugasnya.

Jaka     :” Wahai para makhluk-makhluk sakti berkumpullah...”
Jin     : “ Ada apa gerangan tuanku,hingga tuan memanggil kami..??”
Jaka     : “ Aku mempunyai tugas untuk kalian yang harus kalian selesaikan malam ini juga sebelum matahari terbit...”
Jin     : “ Apakah itu tuanku??”
Jaka     : “ Bantulah aku untuk membuat sebuah danau dan sebuah perahu..”
Jin     : “ Baiklah tuan,akan segera kami laksanakan..”
Jaka     : (memberi instruktur)

Dengan segala kesaktian dan sihir dari jin-jin dan makhluk halus tersebut, maka mulailah mereka berkerja membuat danau dan sebuah kapal.sementara itu Dayang Sumbi datang mengintip karena merasa penasaran, dan begitu terkejutnya ia setelah melihat sangkuriang yang sedang bekerja bersama jin-jin  gaib asuhannya.       
Dayang Sumbi     : “ Wah,ternyata ia sangat sakti, bagaimana ini.Tidak lama lagi syarat yang aku berikan akan selesai..saya tidak mungkin menikah dengan anakku.saya harus meminta bantuan warga..”
Kemudian Dayang Sumbi bergegas ke pemukiman warga dani meminta bantuan.
Dayang Sumbi     : Hei,bisakah kalian membantuku?
Warga     : Apa yang kami bisa bantu?
Dayang Sumbi     : Aku ingin kalian membantuku membuat seolah-olah hari ini sudah fajar untuk mencegah anakku mengawini ku..
Warga     : “Ia, apa yang akan kita lakukan?
Dayang Sumbi     : “ Kita mebentangkan kain sutra merah dan menumbuk padi seolah-olah hari telah pagi.”
Warga     : Baiklah,,kalau begitu mari kita kerjakan..

Warga pun menggelar kain sutra berwarna merah di arah sebelah timur tempat sangkuriang dan pasukannya bekerja.Tak berapa lama setelah kain sutra hasil tenunan Dayang Sumbi di gelar, tampak lah cahaya berwarna kemerahan di arah timur sehingga seolah-olah hari sudah pagi.Ayam jantan pun mulai berkokok saling bersahut-sahutan. Para makhluk halus yang melihat cahaya merah dan mendengar suara ayam berkokok mengira hari sudah pagi.Mereka pun segera melarikan diri dan meninggalkan perahu yang hampir selesai.    

Jin     : Maaf  tuan, sepertinya hari akan pagi, kami harus pergi sebelum matahari mengenai tubuh kami.”
Jaka     : Tapi, sedikit lagi pekerjaan kita selesai.
Jin    : Maaf  tuan,kami tidak bisa...ayo temen-temen kita pergi sebelum matahari terbit 
Jaka     : Tunggu..(marah) Dayang Sumbi...apa maumu..awas kau (menjebolkan bendungan dan menendang perahu yang hampir selasai)

Saat mengetahui dirinya di perdaya oleh Dayang Sumbi, sangkuriang menjadi murka.Dengan ke saktiannya,ia menjebol bendungan yang sudah di buat bersama pasukanya, sehingga terjadilah banjir besar.Kemudian ia menendang perahu yang hampir selesai hingga terbang melayang dan jauh menelungkup.Konon,perahu itu kemudian menjelma menjadi sebuah gunung.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar