BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Menulis
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahassa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan,2002: 21).
Syafi’ie (1988:45), berpendapat bahwa menulis itu pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, kemauan dan informasi kedalam Tulisan dan kemudian mengemukakannya kepada orang lain. Pendapat itu sejalan dengan yang dikemukakan oleh Widyamartaya (1990:9) bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang, mengungkapakan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat yang dimaksud oleh penulis. Dalam pengertian ini mengandung empat unsure penting, yaitu (1) gagasan, (2) bahasa tulis, (3) pembaca, dan (4) dipahami.
Parera (1987:111), bahwa menulis sebagai suatu alat pewarisan mengatasi dua dimensi. Menulis mengatasi dimensi waktu, ini berarti hasil penulisan itu dapat dihasilkan kepada generasi yang akan datang, iapun berarti kontemporer, hasil penulisan itu dapat dibaca oleh banyak orang pada waktu yang sama tanpa kehadiran penulis itu sendiri.
2.2 Menulis Paragraf
Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belaajar berbahasa, dalam kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Siswa bukan sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah pendekatan komunikatif.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif itu diarahkan untuk membentuk kompetensi komunikatif, yakni kompetensi kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, baik pada aspek pemahaman, aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi (Suparno 2001). Hal tersebut diatas berarti, melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari sebuah pesan atau informasi yang disampaikan serta memiliki kemampuan untuk menalar dan mengemukakan kembali pesan atau informasi yang diterimanya itu. Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik. Kompetensi komunikatif itu dapat dicapai melalui proses pemahiran yang dilatihkan dan dialami dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis paragraf. Keterampilan menulis paragraf sebagai keterampilan berbagasa yang bersifat produktif-aktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis. Siswa akan terampil mengorganisasikan gagasan dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatif dalam menulis jika memiliki kompetensi menulis paragraf yang baik.
2.3 Menyusun Kerangka Karangan
Menurut Nurviati (1995:50-51), sebelum memulai kegiatan mengarang, terlebih dahulu buatlah kerangka paragraf. Keranmgka karangan terdiri atas satu topic dan beberapa penjelasan yang terbagi dalam paragraf-paragraf. Begitu pula halnya dengan menyusun paragraf. Sebel;um menyusun paragraph, buatlah sebuah kerangka paragraph yang mengandung satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
Manfaat kerangka paragraph adalah sebagai berikut:
a. Membuat susunan karangan menjadi teratur.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis akan lebih mudah mengatur tulisannya. Penulis juga dapat menentukan tepat tidaknya susunan karangan yang dibuatnya, sebelum membuat karangan.
b. Menuntun penulis membuat karangan.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis mempunyai acuan tentang apa yang di tulisnya. Hal itu akan mempermudah penulis dalam mengembangkan karangannya.
2.4 Langkah-Langkah Paragraf
Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh bila Anda akan menulis paragraf
1.Menentukan Topik
Topik merupakan pokok pembicaraan atau topik permasalahan. Sebelum menulis sebaiknya menentukan topik. Hal itu dimaksudkan agar tulisan terarah/terfokus dan dapat mempersiapkan bahan atau data yang diperlukan. Misalnya, topik yang di pilih adalah “Menghindari pengaruh buruk narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya”. Penentuan topik tersebut dapat memudahkan untuk merumuskan tujuan dan mengumpulkan bahan/data yang sesuai dengan topik.
2.Merumuskan Tujuan
Dalam paragraf,tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah “Menghidari pengaruh buruk narkoba”. Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkoba merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.
3.Mengumpulkan Bahan
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden. Pada saat mengumpulkan bahan, Anda dapat membuat catatan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti.
2.5 Kegunaan dan Fungsi Paragraf
Menurut Akhdiah (1990:144), mengatakan bahwa paragraf mempunyai dua kegunaan, yaitu:
1. Untuk menandai pembuatan topic baru atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya.
2. Untukm menambah hal-hal penting atau merinci apa yang sudah diutarakan dari paragraf sebelumnya.
Lain halnya dengan pandangan Nurfiati (1995:48),mengatakan bahwa sebuah paragraf mampunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk menadai pergantian pokok pikiran dari sebelumnya. Dengan adanya paragraf lebih mudah menemukan atau memahami pokokmpikiran yang ada dalam suatu karangan.
2. Menambah atau memperjelas hal-hal yang telah disampaikan pada paragraf pertama.jadi,paragraf kedua atau paragraph selanjutnya dari sebuah karangan berfungsi menjelaskan paragraf sebelumnya.
Adapun fungsi paragraf sering igunakan sebagai pengantar transisi atau peralihan dari satu bab ke bab yang lain. Bahkan tidak jarang paragraf digunakan sebagai penutup. Di sisi paragraf berfungsi sebagai pengantar,transisi,dan konklusi.
Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa paragraf mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penampungan tragmen atau ide pokok.
2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
2.6 Jenis-jenis Paragraf
Pada bagian ini,kriteria yang lazim digunakan dalam penjenisan paragraf adalah posisi atau tempat kalimat topik dalam paragraf. Berdasarkan criteria tersebut , ada tiga paragraf yang perlu diketahui dan dipelajari.
a. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
-Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat-rapat sebelumnya telah diputuskan bahwa dana koperasi itu harus disimpan dulu. Para peserta rapat telah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru. Banyak di antara peserta rapat yang kurang menyukai sikapnya yang semaunya sendiri.
b. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
-Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Bahasa merupakan sendi-sendi kehidupan. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar dan penerimaan informasi yang ada akan tersendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
c. Paragraf kombinasi deduktif dan induktif
Paragraf kombinasi deduktif dan induktif adalah paragraf perpaduan antara deduktif dan induktif dimana kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan diakhir paragraf.
Contoh :
Belajar pada hakekatnya berlangsung sepanjang hayat. Sejak bayi anak sudah belajar.sebelum sekolah,anak sudah belajar didalam keluarganya dan lingkungan sekitarnya.pada usia 6-12 tahun sekolahnya, dia masih terus belajar setidak-tidaknya belajar memecahkan masalah yang dihadapi setiap saat. Proses itu berlangsung terus sampai tua.pendek kata belajar itu tidak mengenal batas umur.
Berdasarkan isinya,paragraf dibedakan atas :
a. Paragraf naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang bersifat atau berhubungan dengan karangan jenis narasi.narasi adalah jenis karangan yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang.oleh karena itu,paragraph naratif adalah paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang.
Contoh :
Kemudian mobil meluncur kembali, nyonysa marta tampak kelihatan bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat dileher. Mobil berhenti depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan tuan hasan saling berlomba menyambut kedatangan nyonya marta.
b. Paragraf deskriptif
Paragraf deskriptif (dari bahasa latin : describere : membuat gambaran: description: pemerian, pembeberan, penggambaran ) adalah paragraf yang isinya menggambarkan keadaan sesuatu atau suasana tertentu, atau yang isinya membeberkan hal orang, benda, keadaan, sifat atau keadaan tertentu. Untuk memberikan gambaran tentang sesuatu, biasanya penulis merinci sesuatu secara lengkap dan cermat. Dengan membaca rincian yang lengkap dan cermat, pembaca memperileh gambaran tentang keadaan atau sosok sesuatu.
Contoh :
Kucingku keliling
Saya sangat menyukai kucing, dan saya memelihara banyak kucing di rumah. Dari semua kucing yang saya pelihara ada satu kucing yang sangat saya sayang. Saya beri nama kucing itu keling. Keling, sesuai namanya bulunya berwarna hitam, ekor pendek kira-kira 15 cm…. kemudian kita gambarkan bagaimana kucing itu. Mulai dari fisik, sifatnya dan kualitas yang lainnya yang menjadi ciri khas kucing itu.
c. Paragraf Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris (bahasa latin :eksponere:membentangkan, memaparkan) adalah paragraf yang berisi pemaparan sesuatu sehingga pembaca memperoleh wawasan atau pengetahuan yang disampaikan oleh penulis.
Contoh :
Ejaan bahasa Indonesia dengan huruf latin sudah beberapakali mengalami perubahan yang diseusaikan dengan perkembangan bahasa dan masyarakat pemakainya. Mula-mula Van Opulsen atas perintah resmi untuk bahasa melayu dan huruf latin, yang di susun oleh Prof. Ch. Van Ophulsen atas perintah pemerintah hindia belanda pada waktu itu. Selanjutnya pada tahun 1947 berlaku ejaan baru untuk bahasa indoneisa, ejaan itu dikenal dengan nama ejaan suwandi Karena yang menandatangani peresmian penggunaan ejaan itu seorang mentri bernama Mr Suwandi. Ejaan bahasa indoneisa yang berlaku sekarang adalah ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku sejak tahun 1972.
d. Paragraf argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang isinya meyakinkan pembaca dengan mengemukakan bukti konkrit atau fakta-fakta yang konkrit.
Contoh :
Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan kearah yang bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan kasus perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain.
e. Paragraf Persuasif
Paragraf Persuasif adalah paragraf yang isinya mempengaruhi atau membujuk pembacanya untuk mengikuti apa yang disarankan oleh penulisnya. Untuk mempengaruhi pembacanya, biasanya penulis tidak cukup dengan mengemukakan bukti-bukti yang meyakinkan, tetapi juga menyampaikan saran atau ajakan untuk melakukan sesuatu.
Contoh :
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan setiap tenggang rasa, dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong menolong dan saling mencintai. Dengan demikian kehidupan masyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusiaan dan saling mencintai.
2.6.1 Paragraf Argumentasi
Dalam komunikasi antara anggota masyarakat,argumentasi merupakan suatu cara yang sangat berguna baik bagi perorangan maupun anggota masyarakat secara keseluruhan, sebagai alat pertukaran informasi yang tidak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan subjektif.kata argumentasi berasal dari bahasa inggris argumentation yang berarti alasan,penjelasan,uraian atau pembuktian. Jadi,argumentasi adalah pemberian alasan,penjelasan,uraian atau pembuktian.jadi,argumentasi adalah pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan (Keraf 1982 : 61).keraf lebih lanjut menjelaskan bahwa argumentasi adalah jenis karangan yang berusaha membuktikan kebenaran sesuatu atau untuk menolak suatu pendapat.
Paragraf Argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta ( benar-benar terjadi ). Paragraf Argumentasi biasanya bertujuan membuat pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Sukasworo dan Sartini menjelaskan bahwa argumentasi adalah karangan yang digunakan untuk membuktikan kebenaran,gagasan,agar diyakini oleh pembaca. Untuk mencapai tujuan itu pengarang harus mengumpulkan data pembuktiannya data yang dikumpulkan harus otentik dan valid. Pembuktiannya harus menggunakan penalaran yang baik.
Dalam konteks yang sederhana argumentasi dapat dipahami sebagai jenis karangan yang memuat alasan-alasan tertentu. Tujuan utama argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca menerima atau mengambil suatu sikap dan tingkah laku. Syarat utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisannya harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide menurut aturan yang logis.
Bila seseorang akan menulis karangan argumentasi, tentu hal dasar yang perlu dikuasai adalah bagaimana menuangkan ide dan gagasan yang megandung alasan-alasan. Penulisasn karangan argumentasi harus mengambil sikap yang pasti untuk mengungangkap segala ide dan gagasan yang didasari oleh kesanggupan intelektual.
2.6.2 Ciri-Ciri Paragraf Argumentasi
Sukasworo dan Sartini (1990:60) menjelaskan bahwa paragraf argumentasi berbeda dengan karangan yang lainnyaseperti narasi,deskripsi,eksposisi atau persuasi. Argumentasi sebagai salah satu bentuk karangan berarti karangan yang berusaha membuktikan gagasan atau pendapat pengarang dengan berbagai argument. Tujuannya adalah pembaca menyakinkan dan mempercayai kebenaran pendapat pengarang. Guna untuk mendapat tujuan itu, pengarang harus mengumpulkan data.
Adapun ciri-ciri paragraf argumentasi adalah sebagai berikut:
• Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik
• Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
• Penutup berisi kesimpulan
• Ada pendapat dan ada alasannya.
• Pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya.
• Alasan, data, atau fakta yang mendukung
• Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
• Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan.
Sukasworo dan Sartini (1990:60) mengemukakan bahwa untuk menyusun kerangka karangan argumentasi perlu diperhatikan rancangan struktur karangan itu sendi sehingga hasilnya mempunyai penalaran yang baik. Sebagai pedoman struktur karangan argumentasi dapat dibagi menjadi tiga bagian: (1) pembuka atau pendahuluan. Bagian pendahuluan harus dapat menarikperhatian pembaca kepada persoalan yang kita hadapi. Pada bagian ini juga dapat mengemukakan latar belakang permasalahan dan tujuann yang hendak dicapai,(2) isi atau tubuh karangan.bagian ini membuktikan bahwa pendapat penulis itu benar. Untuk mendukung pembuktian itu perlu dimasukkan data,fakta dan sebagainya serta analisisnya, (3) penutup. Bagian berisi kesimpulan atau ringkasan.
Dalam paragraph argumentasi biasanya ditemukan beberapa cirri yang mudah dikenali. Cirri-ciri tersebut misalnya, (1) ada pernnyataan, ide,atau pendapat yang dikemukakan penulisnya, (2) alasan,data,atau fakta yang mendukung, (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawacara,obserfasi,penelitian lapangan,bukti-bukti ini berupa benda-benda kongret,angka statistik dan rasionalisasi,penalaran penulis.
2.6.3 Langkah-langkah dalam Menulis Karangan Argumentasi.
langkah-langkah sebagai berikut.
• Daftarlah topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan.
• Susunlah kerangka paragraf yang akan dibuat.
• Kembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf.
• Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dan lain-lain).
2.6.4 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis paragraph argumentasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis paragraf argumentasi adalah :
• berpikir positif,kritis dan logis.
• Mampu mencari,mengumpulkan,memilih fakta yang sesuai
• Dengan tujuan,serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan atau pendapat.
• Menjauhkan emosi dan unsure subjektivitas.
• Mampu menggunakan bahasa secara baik dan benar,efektif.
• Tidak menimbulkan penafsiran ganda(ambigu).
2.7 Pembelajaran Karangan di SMP
Salah satu kemampuan berbahasa yang dituntut dan dikuasai siswa SMP dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah kemampuan menulis. Menurut Muliastuti (1997:313) bahwa pembelajaran menulis melatih sisa mengungkapkan gagasan,pendapat,pengalaman,pesan dan perasaan melalui tulisan. Kemampuan ini merupakan hasil dari ketiga kemampuan tersebut menjadi dasar agar dapat menulis dengan baik.
Menulis karangan sebagai bagian dari pembelajaran menulis sangat penting dikuasi oleh sisa SMP. Dengan kemampuan menulis karangan tersebut,siswa SMP diharapkan dapat mengungkapkan gagasan,menentukan letak kalimat utama,pendapat dan perasaan melalui tulisa yang baik dan benar.
Materi pembelajaran menulis karangan di SMP khususnya di kelas IX lebih difokuskan pada kemampuan siswa menulis berbagai karangan salah satunya karangan argumentasi. Materi tersebut termuat dalam Kurikulum Tingkat Stuan pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai bagian dari butir pembelajaran menulis untuk siswa kelas IX.
Materi pelajaran menulis karangan dapat diamati dari berbagai sumber pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang digunakan oleh guru dan siswa dalam buku teks bahasa Indonesia SMP untuk kelas IX Karangan Sri H. Raharjo (2004).
Tampak materi pembelajaran menulis karangan dengan standar kompetensi siswa mampu megungkapkan pikiran,pendapat,gagasan,dan perasaan yang terdapat dalam berbagai ragam tulisan nonsastra serta menuliskannya dalam berbagai bentuk karangan.
Berdasarkan materi pembelajaran menulis karangan di atas,jelasnya bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi sebagai bagian dari komponen dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia telah dilaksanakan ditingkat SMP.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabakti,dkk. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta:Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 1991.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nurviati, Imas Eva. 1995. Bahasa Indonesia Keterampilan Menulis. Jakarta: Lazuardi.
Supriyadi. 1991. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Suriamaharja, Agus,dkk.1996/1997.Petunjuk Praktik Menulis.Depdikbud.
Syafi’ie,Imam. 1988. Retorika Dalam Menulis. Jakarta : Depdiknas P2LPTK.